Selasa, 10 September 2013

GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN DIARE PADA BALITA USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS BANGSALSARI KABUPATEN JEMBER TAHUN 2013



GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN DIARE PADA BALITA
USIA 1-5 TAHUN DI PUSKESMAS BANGSALSARI
KABUPATEN JEMBER TAHUN 2013

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang cair dan frekuensi buang air besar lebih dari biasanya (3 kali dalam sehari) (Masri,2004). Diare merupakan salah satu permasalahan global yang memiliki angka morbiditas dan mortalitas yang tinggi terutama di Negara berkembang seperti di Indonesia. Penyakit diare erat hubunganya dengan higienitas perorangan dan lingkungan yang buruk. Penyebaran penyakit diare pada umumnya melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi (RirinAyuandani, 2010).
Berdasarkan data dari WHO pada tahun 2004, diare menjadi penyebab 1,5 juta kematian anak di dunia, 80% dari kasus tersebut adalah anak yang berusia dibawah dua tahun (Ririn Ayuandani, 2010 ). Hasil (Riskesdas) 2010 menunjukkan prosentase yang cukup mencengangkan, dalam sehari ada sekitar 460 balita meninggal karena diare. Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Indonesia pun menjadi salah satu negara dengan tingkat kejadian diare yang cukup tinggi. Kepala Sub Direktorat Jenderal Diare Depkes, mengatakan bahwa hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2004 menunjukkan angka kematian akibat diare adalah 23 per 100 ribu penduduk dan pada balita adalah 75 per 100 ribu balita. Selama tahun 2006 sebanyak 41 Kabupaten di 16 Provinsi melaporkan KLB (kejadian luar biasa) diare di wilayahnya. Jumlah kasus diare yang dilaporkan sebanyak 10.980 dan 277 diantaranya menyebabkan kematian.
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa diare mempunyai prevalensi yang sangat tinggi dan mempunyai andil yang besar dalam meningkatkan angka kematian balita di Indonesia. Faktor yang mempengaruhi kejadian diare, antara lain yang paling sering adalah: ketersediaan air bersih, sanitasi buruk  dan perilaku hidup tidak sehat, sedangkan secara klinis dapat disebabkan oleh infeksi, malabsorbsi, makanan, dan psikologis (Piogoma,2008). Berdasarkan studi basic human services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah sebaiknya dilakukan : setelah buang air besar 12 %, setelah membersihkan bayi dan balita 9 %, sebelum makan 14 %, sebelum membersihkan makanan bayi 7%, dan sebelum menyiapkan makanan 6%. Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga menunjukkan 99,20%  merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,5% ini tersebut masih mengandung Eschericia Coli (Kepmenkes No 852/Menkes/SK/IX/2008).
Tingginya angka kejadian diare berdampak terhadap tumbuh kembang balita yang pada akhirnya dapat menurunkan kualitas hidup anak.  Diare sampai saat ini belum mencapai tujuan yang diharapkan, karena kejadian penyakit diare masih belum menurun. Sedangkan pemerintah telah melaksanakan upaya untuk mengatasi atau mengurangi insidensi penyakit diare dengan berbagai program kesehatan seperti promosi kesehatan melalui media massa, program Promosi Kesehatan dan Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM), Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Desa Siaga dan penyuluhan kesehatan yang dilakukan perorangan oleh kader kesehatan dan petugas kesehatan baik dokter, bidan, dan ahli.
Berdasarkan fenomena diatas, masih tingginya kejadian diare yang bisa berdampak pada dehidrasi, hipoglikemia, gangguan gizi, sirkulasi darah, syok hipovolemik, asidosis bahkan kematian. Hal ini merupakan masalah penting yang bisa menyebabkan peningkatan angka morbiditas dan mortalitas pada balita. Atas dasar hal tersebut dan juga belum dilakukan penelitian, maka peneliti merasa tertarik untuk mengangkat masalah tersebut kedalam sebuah Karya Tulis Ilmiah dengan judul “ Gambaran faktor penyebab kejadian diare pada balita usia 1 – 5 tahun di Puskesmas Bangsalsari Kabupaten Jember tahun 2013 ‘’.
1.1  Rumusan masalah
Bagaimanakah gambaran  faktor penyebab kejadian diare pada balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Bangsalsari Kabupaten Jember tahun 2013?
                                                                                    
1.2  Tujuan Penelitian
1.3.1TujuanUmum
Mengetahui faktor penyebab kejadian diare pada balita usia 1-5 tahun di Desa Bangsalsari Kecamatan Bangsalsari Kabupaten Jember Tahun 2013.
1.3.2 Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk :
1. Mengidentifikasi karakteristik ibu balita usia 1-5 tahun di Puskesmas Bangsalsari Kabupaten Jember Tahun 2013 meliputi umur dan sosial ekonomi.
2. Mengidentifikasi penyebab kejadian diare berdasarkan faktor perilaku pengasuh balita pada balita usia 1-5 tahun di  Puskesmas Bangsalsari Kabupaten Jember Tahun 2013.
3. Mengidentifikasi penyebab kejadian diare berdasarkan faktor saniatsi lingkungan pada balita usia 1-5 tahun di  Puskesmas Bangsalsari Kabupaten Jember Tahun 2013.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat :
1.4.1        Bagi Responden
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pemahaman faktor penyebab kejadian diare pada balita usia 1 – 5 tahun.
1.4.2   Bagi Peneliti
Untuk mendapat informasi tentang faktor penyebab kejadian diare pada balita usia  1- 5 tahun.
1.4.3        Bagi tenaga kesehatan
    Memberikan gambaran tentang pengetahuan dan informasi untuk mengetahui faktor penyebab kejadian diare pada balita usia  1 – 5 tahun.
1.4.4        Institusi Pendidikan
Sebagai sumber referensi, sumber baacaan dan bahan pengarah terkait faktor penyebab kejadian diare pada balita usia 1 – 5 tahun.